Seri Risalah baru: Begini cara serikat memenangkan perjuangan untuk memperbaiki pajak perusahaan.

PSI telah lama menjadi advokat untuk memperbaiki aturan perpajakan korporat yang rusak secara global dan menggunakan 30 trilyun dollar US yang disembunyikan di negara suaka pajak untuk membiayai pelayanan publik yang berkualitas. Situasi COVID saat ini berarti tugas tersebut menjadi semakin mendesak.

Kami memproduksi delapan bagian seri risalah ini untuk memastikan serikat pekerja dan pekerja memiliki fakta dan argumentasi yang mereka butuhkan untuk memenangkan sistem perpajakan yang lebih adil. Risalah ini tersedia dalam bahasa Inggris, Perancis, Spanyol, Bahasa Indonesia, Korea, Tamil.

Unduh semua risalah

Klik Disini

Pajak lebih penting saat ini dibandingkan kapanpun

Ketika para pekerja garda terdepan melanjutkan usaha untuk melawan COVID-19, biaya ekonomi pandemi mulai meningkat. Pemerintah menghadapi penurunan pendapatan dan peningkatan pengeluaran untuk mendukung perlindungan sosial dan sistem kesehatan yang berderak karena selama berdekade-dekade kurang pendanaan - sering kali disebabkan oleh pengemplangan/penghindaran pajak.

Pendapatan pajak global turun 11,5% antara tahun 2007 hingga 2009 sebagai akibat dari krisis keuangan global dan mungkin akan turun makin dalam karena resesi yang dipicu oleh COVID memberikan tekanan yang intens pada anggaran publik.

Menghindari pengetatan anggaran yang melumpuhkan, mensyaratkan restrukturisasi hutang masyarakat (lihat seri baru kami tentang Hutang dan Pekerja) sebagaimana cara baru untuk memastikan mereka yang telah mengumpulkan kekayaan yang luar biasa besarnya membayar pembagian yang adil mereka.

PSI telah lama mengusulkan bahwa kita harus memajaki orang kaya, mengakhiri race to the bottom dalam kompetisi perpajakan dan menghentikan perusahaan menghindari pajak sekali dan untuk selamanya.

Tetapi pekerja dan serikat pekerja seringkali diberitahu bahwa kita tidak bisa menghentikan orang super kaya dan perusahaan mengelak membayar pajak mereka. Pasukan mereka yang terdiri dari firma akuntansi, pengacara dan para pelobi menghabiskan jumlah uang yang sangat besar untuk menghentikan kita bahkan untuk mendiskusikan skandal pengemplangan pajak korporat. Sekalipun demikian, setelah terjadi rentetan kebocoran (informasi), kemarahan masyarakat meningkat terhadap skala penyalahgunaan yang sebenarnya.

Ahli perpajakan Gabriel Zucman, yang juga merupakan komisioner dari the Independent Commission for the Reform of International Corporate Taxation, memperkirakan bahwa pengemplangan pajak mengalihkan 40% keuntungan asing secara global ke suaka pajak. (lihat risalah kita tentang suaka pajak)

Perusahaan multinasional Amerika sendiri telah memperkirakan Uni-Eropa kehilangan hampir 25 milyar euro dalam pajak perusahaan setiap tahun. Anda dapat menggali peta data pajak terbaru untuk melihat berapa jumlah keuntungan dan pendapatan pajak yang hilang atau ditarik dari negara anda disini.

Silahkan dilihat risalah ini

Sebagaimana ditunjukkan dalam risalah PSI ini, solusi itu ada. Yang diperlukan adalah kemauan politik untuk menghadapi perusahaan terbesar di dunia dan membuat mereka membayar pembagian yang adil. Semua pekerja dan pemimpin serikat pekerja harus memahami persoalan ini dan tidak takut untuk membongkar pencurian pajak korporasi yang besar yang terjadi setiap hari.

Bahkan Departemen Urusan Fiskal Dana Moneter Internasional (the International Monetary Fund’s Affairs Department) memperkirakan jumlah total kehilangan pajak tahunan dikaitkan dengan pemindahan keuntungan melebihi 500 trilyun US Dolar, dengan 400 milyar USD yang hilang untuk negara-negara anggota OECD dan sekitar 200 milyar USD untuk negara-negara berkembang tiap tahunnya. Afrika kehilangan hampir 89 milyar USD setahun dalam aliran keuangan terlarang yang setara dengan 3,7% GDP di benua tersebut. Jumlah ini lebih banyak dari yang mereka terima dalam bentuk dana bantuan pembangunan, sebuah penelitan baru yang dilakukan PBB menunjukkan hal tersebut.

Itulah mengapa PSI dan CICTAR telah membuat sebuah laporan dan menyebarluaskannya melalui media di seluruh dunia untuk membongkar bagaimana pengemplangan pajak korporasi merupakan penyakit dalam ekonomi kita. Tetapi mendesaknya usaha melawan COVID dan munculnya kembali penghargaan di sektor publik berarti inilah saatnya untuk menuntut perubahan yang radikal.

Joseph Stiglitz

Sistem perpajakan yang kuno tidak cocok untuk sebuah tujuan.

OECD: Kemajuan yang terhenti dan tidak sesuai berarti negara-negara harus melakukan aksi sekarang.

Organisasi Pembangunan dan Kerja Sama Ekonomi (OECD) baru-baru ini mengumumkan bahwa setelah tujuh tahun mereka telah gagal mencapai kesepakatan mengenai bagaimana meminta raksasa teknologi global yang telah memperoleh keuntungan besar untuk membayar pajak, sementara sebagian dari kita masih harus menderita untuk melewati krisis yang diakibatkan karena COVID-19.

Bahkan proposal yang lemah dari OECD belum mendapatkan persetujuan karena pemahaman yang salah bahwa kepentingan nasional dipenuhi dengan melindungi perusahaan multinasional di atas kepentingan publik global yang sejati. Bahkan sebuah proposal yang diperhalus untuk pajak korporat minimum global sebesar 12,5% tidak mendapatkan persetujuan: PSI sudah lama mendorong pajak korporat minimum global sebesar 25%. Hasilnya adalah bahwa perusahaan multinasional terus menghindar membayar pajak yang bisa membayar pengeluaran publik bagi kesehatan, pendapatan dan penciptaan lapangan kerja.

Sebagaimana dikatakan oleh Joseph Stiglitz, mantan Kepala Ekonomis di Bank Dunia (World Bank) dan komisioner ICRICT:

“Usulan OECD mewakili agenda yang ingin dicapai oleh perusahaan multinasional dan negara-negara yang menjadi sekutu dekat dari perusahaan-perusahaan multinasional tersebut. Sistem perpajakan yang lama tidak sesuai dengan tujuan. Kita harus berpindah dari prinsip-prinsip yang diformulasikan dimana anda mengalokasikan keuntungan dalam bagian penjualan, pekerjaan, modal saham.”

Risalah kami tentang Pajak Perusahaan Multinasional sebagai sebuah Firma Tunggal dijelaskan dalam bahasa yang sederhana tentang apa yang dimaksud, dampaknya terhadap para pekerja dan bagaimaan hal tersebut dapat dilakukan.

Kebutuhan mendesak untuk perubahan

$30 trilyun dollar US

disembunyikan di lepas pantai

$500 milyar dollar US

hilang karena pengemplangan pajak korporasi tiap tahun

$73 milyar dollar US

“pendapatan yang diperoleh" oleh Jeff Bezos sejak pandemi dimulai

Jayati Ghosh, mantan Profesor Ekonomi di Universitas Jawaharlal Nehru menyampaikan kekhawatirannya bahwa negara-negara berkembang menghadapi ancaman existensial dari pandemi kesehatan dan perubahan iklim. Dia mengungkapkan “komunitas global telah gagal untuk memungkinkan pemerintah di negara-negara ini untuk melaksanakan peningkatan yang dibutuhkan untuk pembiayaan publik. Kegagalan yang terkini – dan besar – adalah Kerjasama internasional untuk pajak minimal untuk memastikan bahwa perusahaan multinasional membayar andil pajak mereka secara adil, tanpa memindahkan keuntungan mereka ke wilayah hukum yang menerapkan pajak lebih rendah. Pemerintah harus mengambil tindakan sendiri saat ini.

Menangani masalah-masalah ini dalam jangka panjang berarti serikat pekerja harus mendukung upaya global untuk mencapai reformasi mendalam dalam sistem perpajakan internasional dengan menerapkan pajak perusahaan-perusahaan terhadap keuntungan global mereka. Dalam jangka pendek kita harus melanjutkan usaha untuk menganjurkan adanya nilai pajak minimum perusahaan global dan menuntut pemerintah kita memperkenalkan pajak orang kaya dan cara-cara efektif untuk memajaki raksasa digital. Risalah kami ini memberikan informasi detail tentang bagaimana memperjuangkan dan memenangkan hal ini.

Jayati Ghosh

“Pemerintah harus mengambil Tindakan sendiri saat ini.”

Tentu saja, ada tekanan politik yang sangat besar untuk pada akhirnya meminta raksasa digital membayar pajaknya, banyak dari mereka hampir tidak membayar pajak, meskipun mereka adalah orang-orang yang, diantara yang jumlahnya sedikit, yang mendapatkan peningkatan keuntungan selama pandemi. Jeff Bezos, pendiri dan chief executive Amazon, dan orang terkaya di planet ini bertambah kekayaannya sebanyak 73 milyar dollar sejauh ini di tahun 2020.

Namun kita harus memastikan bahwa kemarahan kita terhadap milyarder digital ini berhasil membuat mereka membayar pembagian yang adil dan reformasi tersebut membawa kita lebih dekat ke sistem perpajakan global yang koheren dan adil. Resikonya adalah bahwa pemerintah, dipengaruhi oleh raksasa digital global tersebut, memperkenalkan pajak penjualan yang mundur, membebani konsumen dan hanya mengumpulkan sedikit pendapatan negara. Yang lebih buruk, mereka menciptakan kesan bahwa perusahaan-perusahaan ini saat ini sedang membayar pembagian yang adil mereka sementara sebenarnya mereka membawa kita makin jauh dari solusi global yang kita butuhkan.

PSI sedang bekerja sama dengan Pusat Penelitian dan Akuntabilitas Pajak Korporat Internasional (CICTAR) untuk membuat catatan risalah khusus tentang pajak untuk perusahaan digital yang akan diterbitkan segera.

Untuk saat ini, Anda dapat mengunduh seluruh seri-seri risalah ini sekarang, disini